Kamis, 15 Maret 2012

Semalam Bersama Malaikat Jibril dan Mikail


Dalam kitab shahih bukhari ada sebuah hadits yang mengisahkan mimpi Rasulullah bersama Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail. Mimpi Rasulullah adalah wahyu dari Allah Swt. mimpi Rasulullah dalam hadits ini sarat pelajaran berharga, bahwa manusia kelak akan memanen dan mengetam tanaman amal yang ia tanam di dunia. Perilaku jahat manusia di dunia ada balasannya. Kebajikan ada ganjarannya.
Sahabat Nabi bernama Samrah bin Jundub mengisahkan, “Jika Rasulullah Saw. selesai melakukan shalat, beliau menghadapkan wajahnya pada kami, dan bertanya,
‘siapa dari kalian yang bermimpi tadi malam?’
Jika ada orang yang bermimpi, ia akan menceritakan itu pada Rasul. Dan Rasul akan berujar, ‘Masya Allah!’ Suatu hari beliau bertanya kepada kami,
‘Di antara kalian apakah ada yang bermimpi?’
Kami menjawab, ‘tidak!’


Rasulullah Saw. lalu bersabda,
‘Tetapi aku tadi malam bermimpi. Aku didatangi dua orang lelaki. Keduanya memegang tanganku dan membawaku keluar ke bumi suci. Tiba-tiba ada seorang lelaki sedang duduk dan seorang lelaki berdiri. Lelaki yang berdiri itu memegang besi. Ia menancapkan besi itu pada rahang lelaki yang duduk hingga tembus ke tengkuk. Lalu melakukan hal yang sama pada rahang yang satunya. Kedua rahangnya itu remuk menjadi satu. Rahangnya pulih kembali seperti sedia kala dan lelaki itu kembali melakukan penyiksaan itu lagi.
Aku bertanya, ‘Apa ini?’
Kedua lelaki itu berkata, ‘Ayo lanjutkan perjalanan!’


Kami meneruskan perjalanan hingga bertemu lelaki terlentang bertumpu pada tengkuknya. Diatas kepalanya ada lelaki berdiri memegang batu cadas atau batu keras dan licin dan menjatuhkan batu itu tepat di kepala orang yang terlentang. Jika batu itu mengenainya, kepala itu hancur. Lelaki yang berdiri itu memungut kembali, dan tidak kembali pada orang yang terlentang kecuali untuk melumat kepalanya. Kepala itu lalu kembali pulih dan lelaki itu melumatnya lagi.
Aku bertanya, ‘Apa ini?’
Kedua lelaki itu berkata, ‘Ayo lanjutkan perjalanan!’


Kami meneruskan perjalanan menuju lubang seperti tungku. Atasnya sempit bawahnya luas. Dibawahnya dinyalakan api. Ternyata didalamnya ada lelaki dan perempuan telanjang. Mereka dijilat nyala api dari bawah. Jika nyala itu mendekat mereka naik sampai hampir keluar. Jika nyala itu padam mereka kembali lagii ke bawah.
Aku bertanya, ‘Apa ini?’
Kedua lelaki itu berkata, ‘Ayo lanjutkan perjalanan!’


Kami meneruskan hingga sampai pada sungai dari darah. Di dalamnya ada lelaki berdiri dan ditengah sungai ada lelaki membawa batu. Ia menghadap pada lelaki yang ada di dalam sungai. Jika lelaki yang ada di dalam surga hendak keluar ia melemparnya dengan batu pada mulutnya hingga kembali ke dalam sungai seperti sedia kala.
Aku bertanya, ‘Apa ini?’
Kedua lelaki itu berkata, ‘Ayo lanjutkan perjalanan!’


Kami meneruskan hingga sampai di taman yang hijau. Di dalamnya ada pohon yang besar. Di bawahnya ada orang tua dan anak-anak kecil. Tiba-tiba ada lelaki dekat dengan pohon itu membawa api dan menyalakannya. Kedua lelaki tu membawaku naik pohon dan memasukkan aku pada sebuah rumah yang tidak pernah ku lihat sama sekali ada yang lebih baik darinya. Di dalamnya ada orang tua dan anak-anak kecil. Kedua lelaki itu membawaku naik dan memasukkan aku pada rumah yang lebih baik dan lebih utama dari rumah sebelumnya.
‘Aku katakan, ‘Kalian berdua telah membawaku berkeliling malam ini. Kabarkanlah padaku apa yang telah aku lihat!’
Keduanya menjawab, ‘Baik!’
‘Yang kau lihat dihancurkan ranhangnya adalah seorang pendusta. Ia berbicara dengan kedustaan. Kedustaan itu terus dibebankan padanya sampai setinggi ufuk. Ia akan di siksa demikian sampai hari kiamat.
Sedangkan orang yang diremuk kepalanya adalah orang yang di ajari Allah Al-Qur’an. Ia tidur tidak membacanya pada waktu malam dan tidak mengamalkannya pada waktu siang. Ia disiksa demikian sampai hari kiamat.
Adapun yang kau ihat dalam lubang, mereka adalah para pezina. Yang kau lihat di sungai adalah pemakan riba.
Sedangkan orang tua yang ada di bawah pohon adalah Nabi Ibrahim dan anak-anak kecil di sekitarnya adalah anak-anak manusia. yang menyalakan api adalah Malaikat penjaga neraka. Rumah yang pertama adalah rumah orang-orang beriman umumnya. Adapun rumah ini adalah rumah para syuhada.
Dan aku adalah Jibril. Ini adalah Mikail. Sekarang angkatlah kepalamu!’
Aku lalu mengangkat kepalaku. Tiba-tiba aku melihat istana seperti awan.
Keduanya berkata, ‘Itu adalah rumahmu.’
Aku berkata, ‘Perkenankan aku memasukki rumahku!’Jibril berkata, ‘Kau masih memilikki sisa umur yang belum kau lalui dengan sempurna. Jika kau telah melewatinya dengan sempurna maka kau akan memasukki rumahmu.’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar